Rabu, 29 Februari 2012

MBLAQ HELLO BABY

Diposting oleh Utari di 01.18 0 komentar
ehmm, tes tes tes
hehehehe, selamat soreeee
iseng sih buat entri ini, soalnya lagi suka bgt nonton hello baby season 5.

nah, kalo menurutku hb (hello baby) season 5 ini kocak (pake banget)
kalo pas di shinee hello baby (hb season2) ada taemin yang ga bisa ngurus anak (read : yoogeun) kalo di mblaq ada mir sama joon. Bukannya ga bisa sih, tapi mereka tingkahnya hampir mirip (read : sama) kaya bayi yang diasuh -.-'
contohnya :

  1. pas di mblaq hb eps 2, mereka pergi ke waterpark, dan mir bukannya ngasuh malah mainan sendiri kyahahahahahah
  2. joon ga pernah mau ngalah sama leo, tapi asli si leo nakal banget :D
  3. mir ga mau susah susah mbujuk dayoung makan, dia malah ngambil tempatnya dayoung (sumpah mir oppa sadis :D wkwkwk) tapi akhirnya mereka baikaaan :D
masih banyak sih hal yang bisa membuktikan kalo joon ama mir ga jauh beda sama dayoung, leo, lauren, tingkah mereka ga kalah rewel sama anak umur 5 tahun :D

kalo ada tokoh kekanakan, pasti ada tokoh kebapakan (?) juga kan? naah, kalo di shinee hb ada key sama minho, disini ada seungho sama GO, dan thunder? thunder adem ayem aja tuh sebagai orang yang pendiem (?). Thunder ga banyak bicara sih, jadi aku belum bisa menyimpulkan (?)
wkwkwkwk

gitu deh, pokoknya ga bakal nyesel liat mblaq hello baby, dijamin ngakak :D


oke, see yaaa di entri entri yang laiin,
PPYOONG!!

This is LIFE (seq HELLO)

Diposting oleh Utari di 00.38 0 komentar
This is life (sequel HELLO)
Cast :   Jo twin
            You as Jasmine (tp disini cuman nyempil (?) sebentar :P)
            Find other cast sendiri yaaa :P
Genre : Family, angst, brothership, a little bit romance :D
Type : series, jadi tiap judul selanjutnya pasti beda :P
Length :  2 of ?
Nb : wkwkwk karena kemarin diprotes kependekan oleh reader reader setiaku (?) /hug evit, upee, muti, syadza, esti unn :*/ jadi aku coba panjangin di part dua ini, ini murni bayanganku sendiri sekarang, bukan karena mvnya huh gak yang menguras esmosi itu (lebay). Oke, tapi masih ada hubungannya dengan om-huhgak-yg-mukanya-kaya-bayi-dan-bersuara-emas, soalnya lagu lagunya om huh gak yang nemenin (?) aku bikin ini ff J
=====================

This is life.
Berarti berjuta perasaan
Berjuta kisah
Berjuta perjuangan
Berakhir bahagia, ataukah sebaliknya?
Yeah, this is life.
Love, you and I
Atau kami.
==========================

Jo Youngmin POV
Aku, seorang Jo Youngmin, mempunyai saudara kembar bernama Jo kwangmin, selama 17 tahun bersama. Tumbuh dan berkembang bersama.
Kami identik, sungguh. Tak ada yang bisa membedakan kami. Kecuali orang tua kami tentunya. Itupun kalau kwangmin sudah bercukur. Well, yeah hanya rambut yang membedakan kami.
Kami memang identik, tapi kami tak sepenuhnya sama. Aku dan dia, berbeda.
Meskipun kami berbeda, tapi tak elaknya kami sebuah garis yang selalu bersinggungan.
Apapun yang akan salah satu dari kami lakukan, kami bisa membacanya, bukan karena kami bisa membaca pikiran, itu hanya insting. Insting ataupun telapati atau apalah namanya, yang pasti aku dan dia, walaupun kami dua, sesungguhnya kami satu.
“Kwangmin-ah, ppalli!”
Kami tinggal berempat, di rumah yang tidak terlalu besar, tapi cukup hangat dan penuh dengan rasa kasih sayang.
Ayah kami hanyalah seorang pria pemilik warung pinggir jalan, sedangkan ibu membantu ayah. Dan kami cukup tahu diri sebagai anak seorang pemilik warung pinggir jalan, disaat semua teman teman kami membanggakan dirinya bagaimana mereka akan melanjutkan sekolah, kami harus puas dengan pendidikan hingga sekolah menengah atas, aku tidak bisa membayangkan bagaimana susahnya orang tua kami membiayai kuliah dua orang sekaligus.
“nah sudah, ayo berangkat.” Kwangmin datang dengan baju yang sama denganku. Well, kami akan sekolah, jangan bayangkan kami sebagai sepasang kembar yang harus memakai baju yang sama dan segala tetek bengek yang harus sama persis. Kami bukan tipe seperti itu.

Kami memang sama, dan kami memang berbeda.
Dan setelah ini aku tahu kenapa aku berbeda dengannya.

==============================
Oke, meskipun kami tidak akan melanjutkan ke bangku kuliah, bukan berarti kami bisa menghabiskan waktu di sekolah hanya dengan bersenang senang. Kami adalah kami yang tidak akan menyia-nyiakan waktu untuk belajar, justru karena hanya sebatas SMA, kami harus bisa memanfaatkan waktu kami. Oh iya, sudah kuceritakan perbedaanku dengan kwangmin? Kurasa belum, oke mari kita mulai.
Satu, dia lebih periang dibandingkan aku.
Saat itu sedang istirahat, aku hanya duduk diam di bangkuku dan tidak melepaskan pandanganku dari buku yang sedang aku baca, dan kebetulan hari itu juga harus kukembalikan ke perpustakaan, jadi aku harus menyelesaikannya sebelum terkena marah eun hae ajjhumma, penjaga perpus sekolah kami.
Kembali ke istirahat, saat itu aku hanya duduk diam, dan yah kwangmin yang memang periang dan bisa memulai pembicaraan dengan siapa saja beranjak keluar dengan senyuman khasnya dan menyapa beberapa teman kami didepan dan tak lama kemudian mereka sudah seru dengan lelucon konyol tentang Pikachu dengan serangan megawattnya yang dilontarkan kwangmin. Sekarang kalian bisa menyimpulkan bahwa dia memang si periang dan aku mungkin si pendiam, atau lebih menakutkan lagi, si penyendiri. Tapi sungguh, aku bukan tipe orang yang penyendiri, okelah kalau aku pendiam, itu karena aku tidak bisa memulai topic pembicaraan, jadi aku bukan penyendiri, kalaupun aku tidak harus menyelesaikan buku itu aku pasti juga ikut tertawa dengan mereka, dengan tambahan kwangmin  yang mengajakku.
Dua, aku lebih suka memendam apa yang aku rasakan, tidak terlalu terbuka, kecuali dengan kwangmin, karena biasanya dia dengan sendirinya tahu apa yang aku rasakan, jadi aku tak perlu repot menceritakannya. Dengan melihat ekspresi wajahku dan gerak gerik tubuhku dia sudah tahu apa ada yang mengganggu pikiranku atau tidak.
Tiga, dia berambut hitam, dan aku blonde. Well, ini kami lakukan agar semua orang dapat membedakan kami. Dan suatu hari dia iri dengan rambut blondeku dan memintaku untuk bertukar peran, maksudnya, dia yang berblonde sedang aku dengan gaya rambutnya yang hitam pekat dan poni yang menutupi hampir sebagian wajahku, usul ini kutolak dengan dalih akan susah meyakinkan orang lagi bahwa yang berblonde bukanlah youngmin melainkan kwangmin, dan dia hanya diam sebagai aksi tidak setujunya. Kami memang akan diam ketika bertengkar atau sedang tidak sependapat, tapi tidak sampai berhari-hari, beberapa jam kemudian saja kami akan berdamai.
Semuanya normal saja, aku dan kwangmin serta orang tuaku hidup bahagia walaupun dengan ekonomi yang pas pasan.

Hingga saat itu tiba.
Mimpi buruk yang tak pernah kami bayangkan sebelumnya.
========================
Aku sedang membantu ayah bersama kwangmin di warung kami ketika mereka, beberapa lelaki seram dengan jas hitam dan kacamata hitam, mendadak merusak warung, mematahkan kursi, mengobrak-abrik meja, melemparkan makanan yang kami jajakan, memecahkan berpuluh puluh botol soju, dan yang lebih parah memukuli kami dan ayah kami.
Kami tidak tahu apapun hingga salah seorang yang kurasa bos mereka mengatakan bahwa ayah harus membayar hutangnya segera. aku menatap orang itu dengan pandangan dingin, dan dibalas orang itu dengan pandangan merendahkan seakan kami hanyalah sampah yang harus segera dibereskan agar tidak merusak pemandangan, cih, kalau kami sampah lalu dia apa?
Aku tidak tinggal diam, dengan berbekal tekad kuat, aku memukul lelaki tadi tepat dipipinya dan sukses terbayar dengan badan yang lebam lebam karena dikeroyok oleh orang suruhan lelaki-yang-menatap-kami-seolah-sampah itu.
Dan yang lebih menyedihkan setelah kejadian itu kondisi kesehatan ayah menurun, memang dia punya lemah jantung, dan kurasa kejadian kemarinlah yang membuat kesehatan ayah menurun, dan tak akan kumaafkan mereka kalau saja terjadi sesuatu dengan ayah. Tidak akan.

Dan mimpi buruk itu berlanjut.
==================

Aku sungguh tidak percaya dengan apa yang aku lihat sekarang. Ayah sudah pergi, dan kami, aku, kwangmin, dan ibu, menatap foto ayah kami dengan pandangan sendu.
Beberapa hari setelah kejadian perusakkan warung, ayah dibawa kerumah sakit dan puncaknya tadi malam, tadi malam ayah menghembuskan nafas terakhirnya.
Sungguh, aku tidak akan memaafkan mereka, mereka yang merebut  ketenangan keluarga kami.
Maaf, atau aku akan sangat menyesal berpikir demikian.
===================
Dan disinilah kami mencoba memulai mencari keadilan atas kematian ayah, diatas gedung sebelah rumah kami yang dulunya rumah susun tapi karena sudah tua dan tidak ada yang berniat membeli, jadilah gedung itu sebagai gudang serba guna yang dimanfaatkan para tetangga untuk menyimpan barang yang sudah tidak terlalu penting namun masih bisa digunakan, dan ini menguntungkan bagi kami, karena apa? Karena kami bisa memakai barang barang itu sebagai pelengkap basecamp kami.
Oke, yang aku maksud basecamp itu hanyalah atap gedung tua tadi dan beberapa perabotan tetangga yang berhasil kami pinjam, atau ambil atau apapun yang kalian pikirkan. Disini kami menghabiskan waktu untuk mencoba mencari tahu siapa oknum yang membuat ayah pergi.
Dan usaha kami tidak sia-sia.
Sore itu, atau mungkin sore menjelang malam, aku dan kwangmin sedang duduk tepekur memikirkan apa yang bisa kami lakukan untuk menopang kehidupan dan mendadak beberapa mobil berhenti dibawah gedung yang kami tempati sebagai basecamp.
“kau yakin itu mereka kwang-ah?” aku mengambil paksa teropong yang dipegang kwangmin, aku jamin ini milik minho, tetangga kami, seorang bocah sd yang mainanya sudah memenuhi hampir kamarnya, ini kuketahui saat kami mengantarkan minho yang tersesat pulan.
“hyung, kau lihat saja, bukankah itu pria yang saat itu memukul ayah? Perhatikan baik-baik wajahnya,” jelas kwangmin, aku mendesah dan mencoba memandang mereka lagi.
“yah, mungkin memang mereka, lalu apa yang harus kita lakukan sekarang. Tidak mungkin kita datangi mereka tanpa persiapan apapun, kita hanya dua orang.”
Ternyata mereka tidak hanya menagih utang dengan cara kasar pada ayah, tuan jang, orang tua ramah yang sering memberi kami beberapa makanan kecil dari tokonya juga mendapat perlakuan yang sama, hanya saja tuan jang bisa membayar utangnya, mungkin anaknya sudah kembali dan membawakan ayahnya itu uang. Hatiku tersentil, andai saja saat itu nasib ayah seperti tuan jang, bukankah ayah punya kami berdua, tapi kami tidak bisa membantunya. Aku menyesal sungguh.
“hyu hyung lihat!” seruan kwangmin membuat youngmin mengalihkan pandangan dari teropong yang dipegangnya.
“yaa, yaaa kau! Hyung, sepertinya dia mau bunuh diri.” Tambahnya.
Ini gila, kalaupun kami putus asa, kami tidak akan bunuh diri, itu hal terbodoh yang pernah aku tahu selama hidup, seorang mati sia sia karena putus asa. Tapi mungkin itu bagi kami, kami yang bisa berbagi karena kami saling mengisi, aku dan kwangmin. Mungkin gadis itu sudah tidak kuat menanggung beban hidupnya, mungkin dia tidak seberuntung aku yang memiliki kwangmin dan ibu.
Dan kurasa aku benar.
Berinisiatif menolong, aku menggapai lengan gadis itu dan mencengkeramnya sebelum dia sempat melangkah lagi.
“nuguseyo?” katanya menatapku dengan pandangan sayu, sungguh dia bagai malaikat yang kehilangan sayapnya.
Dia cantik, tapi tidak mempunyai semangat hidup.
Dan sekarang dapat kusimpulkan kalau aku mencintainya, terserahlah semua akan menilai aku gila karena mencintai seseorang yang baru kutemui beberapa menit yang lalu.
Tapi, aku hanya merasa dia perlu kulindungi, seperti ibu dan kwangmin.

Dan kisahku tidak berakhir disini.
=================================

Nb (lagi) = aaaaaah sumpah ini apaan. Hehehe maaf ya kalau jelek .____.v
RCL pleaseeeee ^^
PPYYONG!! :*
 

imagine the world Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea