HELLO
Cast : Jo twin
You as Jasmine
Find other
cast sendiri yaaa :P
Genre : Family, angst, brothership, a little bit romance :D
Type : series, jadi tiap judul selanjutnya pasti beda :P
Length : 1 of ?
Inspired from Huh Gak –HELLO, sumpah deh yaaa ni lagu nyayat
nyayat ati gitu
Semua seperti asap. Sulit diraih, menyesakkan.
Betapa tidak? Aku yang menanggung ini semua, sendirian.
Dimana dia yang kucinta?
Entahlah, aku lelah berteriak.
Aku lelah menapaki ini semua.
Aku,
Ingin mengakhiri ini semua.
Author POV
Disini, diatas gedung ini, dia, seorang gadis labil (?),
mencoba mengakhiri hidupnya. Entah setan apa yang merasukinya, ia hanya merasa
lelah. Beban yang dipikulnya terlalu berat, hingga ia memutuskan melakukan hal
yang teramat bodoh. Bunuh diri.
Sebenarnya, bisa saja ia meminum racun dan tidak memaksa
dirinya, yang sebenarnya phobia ketinggian, berdiri di ujung lantai atas gedung
tua ini. Keadaan yang memaksanya, ia lelah menjalani semuanya, sungguh sangat
lelah.
Jasmine, dia sang bunga melati yang layu, yang sudah tidak
kuat bertahan pada tangkai penopang kehidupan. Ia sangat lelah, ia ingin jatuh,
sebagai bunga yang mati, hingga saatnya musim gugur, ia tak akan merasakan
sakit itu.
=========================================
“kau yakin itu mereka kwang-ah?” youngmin menarik paksa
teropong yang tergenggam di tangan kwangmin, dan kwangmin hanya mengerling
kesal.
“hyung, kau lihat saja, bukankah itu pria yang saat itu
memukul ayah? Perhatikan baik-baik wajahnya,” jelas kwangmin,
“yah, mungkin memang mereka, lalu apa yang harus kita lakukan
sekarang. Tidak mungkin kita datangi mereka tanpa persiapan apapun, kita hanya
dua orang.” Youngmin mengusap dagunya resah, mereka mencoba menguak keadilan
atas kematian ayah mereka yang membuat mereka menjadi satu-satunya harapan ibu
mereka.
“hyu hyung lihat!” kwangmin memecah konsentrasinya, menunjuk
sebuah titik di sudut atap gedung yang mereka jadikan tempat rahasia mereka.
“yaa, yaaa kau! Hyung, sepertinya dia mau bunuh diri.”
Tambahnya. Youngmin diam, sejurus kemudian tangan lembutnya menarik lengan
gadis itu, dengan hangat.
“nuguseyo?”
====================================
“yaa, hyung, kau mau yang mana?” kwangmin sibuk mengaduk-aduk
tumpuka ice cream, kepalanya dibiarkan masuk kedalam mesin pendingin (author
gatau namanya apa, pokoknya tempat
biasanya ice cream ditaro itu loh, tau kan?). Musim panas kali ini benar-benar
membuat mereka seperti ditengah gurun.
“yaaa, kau gilaaaa.” Youngmin menahan kepala adik kembarnya
itu, terang mereka berdua tergelak. Inilah cara mereka menghibur diri,
melengkapi satu sama lain.
“oke, kita ambil ini saja,” kwangmin mengambil dua buah ice
cream green tea, youngmin hanya mengangguk mengiyakan pilihannya.
“aku juga,”
Suara itu?
Mereka mendongak, mendapati Jasmine, seorang yang hendak
bunuh diri dan berhasil dicegah oleh youngmin.
“wae?” Tanya gadis itu, memiringkan kepalanya, membuat rambut
panjangnya ikut tergerai ke samping, sederhana namun sangat mempesona.
===============================
Hari berganti, detik waktu terus berjalan, semua mengalir
dengan lambat namun pasti. Benih cinta mulai tumbuh. Ini saat mereka bahagia,
ini masa muda mereka, biarlah, biarlah mereka merasakan cinta yang tumbuh dalam
hati mereka.
===============================
To :
Jasmine <3
Tunggu aku
didekat sungai han,
Saranghaeyo
<3
Send, klik
===============================
“annyeong haseyo, ahjumma, saya ingin seikat bunga mawar
putih, bisakah ahjumma bungkuskan?” youngmin memutuskan mampir terlebih dahulu
sebelum menemuinya, menemui Jasmine, yeoja yang akhir akhir ini membuat
mimpinya indah, mengisi harinya, dan mewarnai hidupnya.
===============================
“menunggu lama?” youngmin mematikan mesin motornya, mengambil
tempat duduk disebelah Jasmine yang hanya menggeleng pelan.
“ani, aku juga baru beberapa menit menunggu,” Jasmine
mengulum senyum, membuat hati youngmin berdesir hebat.
“jasmine-ah,”
“ne?”
Cup
===============================
“Hyung, ppalliwaa, angkat teleponnya!” kwangmin mendesah
dalam, ia terpojok, didepan rumah mereka sudah ada sekelompok orang yang dulu
memukuli ayah mereka, ia tidak bisa tinggal diam, ibu mereka ada di dalam,
tetapi sama saja bunuh diri jika dia maju sendiri, berdua saja belu tentu bisa,
bagaimana ia sendiri melakukannya.
Lagi, dia mencoba menelfon kakaknya, terus ia coba sampai
akhirnya ia kesal dan berhenti menelfon, mungkin ia memang harus menghadapi
mereka sendiri. Bermodal sebatang kayu dan tekad yang bulat, ia melangkah maju,
tidak peduli apa yang akan terjadi padanya nanti.
Atau pada keluarganya.
Sungguh, ia tidak tau.
==============================
hehehehe, ayooo komeeen /kalo ada yang baca hehehehe